Senin, 08 April 2013

Pengertian Permintaan Ekonomi

Mau dan Mampu
Mungkin anda ingin sekali, mempunyai kendaraan baru atau membutuhkan sebuah jaket yang bagus. Tetapi menginginkan, bahkan membutuhkan sesuatu belumlah berarti anda juga membelinya. Karena membeli sesuau tidak hanya targantung dari kebutuha/keinginan, tetapi juga dari harga barang yang bersangkutan.
Berapa uang yang harus dibayar, dan berapa uang yang tersedia untuk itu. Betapapun orang menginginkan atau membutuhkan sesuatu, kalau ia tidak mempunyai uang untuk membayar harganya, atau tidak bersedia mengeluarkan uang sebanyak itu untuk membelinya, maka keinginan itu tetap keinginan saja, dan kita belum bicara tentang pemintan. Baru kalau keinginan/kebutuhan itu disertai kemauan dan kemampuan untuk membeli, dan didukung oleh uang secukupnya untuk membayar harganya, kita bicara tentang permintaan. Untuk menegaskan hal ini, sering ditambahkan istilah “efektif”, artinya: disertai kemampuan untuk membayar harganya. Diringkas:
BUTUH/INGIN + MAU + MAMPU = PERMINTAAN (efektif).

Jumlah yang mau dibeli
Jumlah yang diminta (Quantify demanded, disingkat Qd) menunjuk pada kuantitas yang diinginkan, yang belum tentu sama dengan jumlah yang nyata-nyata dibeli (Quantity bought). Jumlah yang diminta selalu harus dinyatakan dalam banyaknya satuan per jangka waktu tertentu (per tahun, per bulan, per hari). Misalnya, bila dikatakan jumlah komputer yang mau dibeli oleh masyarakat Jakarta sebanyak 20.000 buah, itu tak ada artinya kalau tidak disebutkan periode waktunya. Dua puluh ribu unit per hari merupakan permintaan yang relatif besar. Tetapi 20.000 set per tahun akan merupakan permintaan yang relatif kecil.
Jumlah yang diminta (Qd) harus dibedakan dari permintaan (Demand/D). Pengertian permintaan menunjuk pada keseluruhan kombinasi berbagai jumlah yang mau dibeli pada berbagai tingkat harga.

Banyaknya jumlah barang/jasa yang mau dibeli oleh masyarakat selama periode tertentu dipengaruhi oleh banyak faktor. Agar pengaruh masing-masing faktor tersebut dapat diidentifikasi, kita pelajari faktor-faktor tersebut satu demi satu. Untuk maksud itu, semua hal lain yang mungkin ikut berpengaruh kita pegang konstan dulu sehingga dapat memusatkan perhatian hanya pada satu variabel saja. Bilan satu variabel itu berubah, kita lihat apa pengaruhnya terhadap jumlah yang diminta. Misalnya, bila mempelajari akibat kenaikan harga terhadap jumlah beras yang mau dibeli, besarya penghasilan masyarakat dianggap tetap tak berubah. Variabel-variabel lainnya kemudian sutu demi satu dapat dimasukkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap.

Kurva Permintaan Pasar (Market Demand)

1. Pengaruh Penghasilan (Income effect)
Kalau harga suatu harang naik, maka dengan jumlah uang atau penghasilan yang sama orang terpaksa hanya dapat membeli jumlah barang lebih sedikit. Sebaliknya jika harga barang itu turun, dengan penghasilan yang sama orang dapat membeli lebih banyak barang tersebut (dan mungkin juga barang-barang lainnya), sebab penghasilan rillnya naik.
Misalnya, dalam contoh diatas: pada harga beras Rp 3.000/kg, keluarga tersebut dapat membeli 40 kilogram beras per bulan. Tetapi kalau, harga beras naik menjadi Rp4.000/kg, dengan jumlah uang yang sama mereka hanya dapat membeli 30 kilogram beras per bulan.
Hal yang sama berlaku tidak hanya untuk permintaan individual, tetapi juga untuk permintaan pasar. Kalau harga suatu barang naik (ceteris paribus), lebih sedikit warga masyarakat yang mampu membelinya dari penghasilan mereka. Sebaliknya jika harga barang tertentu turun (ceteris paribus), semakin banyak orang yang dulu tidak mampu membelinya sekarang akan dapat menjangkaunya sehingga jumlah pembeli bertambah banyak. Hal ini disebut “income effect”.

2. Pengaruh Substitusi (Substitution effect)
Jika harga suatu barang naik, orang akan mencari barang lain yang fungsinya sama, tempi harganya lebih murah. Penggantian ini dengan istilah teknis disebut substitusi. Maka. gejala ini disebut “substimtion effect”.

3. Penghargaan Subjektif (Marginal Utility)
Andaikan seseorang hanya mempunyai satu celana saja yang baik. Maka, celana yang satu itu sungguh berarti bagi orang tersebut. Seandainya celana itu sobek, apakah ia akan bersedia mengeluarkan uang untuk membeli celana yang baru? Pasti, walau harganya mahal. Sebaliknya, kalau orang masih mempunyai sepuluh celana yang baik di lemari, ia tidak akan merasa kerugian besar kalau kehilangan celana yang satu itu, dan ia tidak begitu bersedia mengeluarkan uang untuk membeli celana lebih banyak lagi. jadi, makin banyak dari satu macam barang tertentu yang telah dimiliki, makin rendah penghargaan kita terhadap masing-masing satuan barang itu.

Tinggi rendahnya harga yang bersedia dibayar oleh konsumen untuk barang tertentu mencerminkan kegunaan atau kepuasan (Marginal) yang diperolehnya dari konsumsi barang tersebut. Gejala ini dikenal dengan name Hukum Semakin Berkurangnya Tambahan Kepuasan (Lou of Diminishing Marginal UOliys. LDMU).
Elastisitas penawaran mempunyai arti penting untuk para konsumen (seperti elastisitas permintaan terutama penting bagi para produsen). Kalau penawaran inelastis, pertambahan dalam permintaan masyarakat hanya akan dapat di layani dengan harga yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika penawaran elastis, ini berarti bahwa produksi segera dapat ditambah sehingga tambahan permintaan masyarakat tidak akan sangat menaikkan harga barang.

Hal-hal Yang Mempengaruhi Permintaan

a. Cita Rasa/Selera Konsumen
Cita rasa atau selera konsumen biasanya bergantung pada umur, enis kelamin, status sosial, tingkat pendidikan, lingkungan sekitar Ian sebagainya. Membaiknya selera konsumen terhadap suatu barang ikan membuat permintaan konsumen naik dan sebaliknya, nemburuknya selera konsumen akan membuat permintaan konsumen turun. Dewasa ini, selera konsumen terhadap kamera nondigital cenderung menurun karena orang lebih memilih kamera digital. Dengan demikian, bila harga kamera nondigital tidak berubah dan tetap Rp500.000,00 per unit maka jumlah yang akan dibeli konsumen turun dari 100 menjadi 50 unit per bulan. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kiri dari D ke D’ atau permintaan kamera nondigital turun.
b. Pendapatan Konsumen
Daya beli konsumen ditentukan oleh pendapatan. Semakin besar pendapatan konsumen, akan semakin besar pula daya belinya. Sebagai contoh, pemerintah mengumumkan mulai Agustus gaji pegawai negeri sipil naik 10%. Dengan demikian, apabila angsuran per bulan sepeda motor tetap Rp500.000,00 per bulan, pada Agustus jumlah sepeda motor yang dibeli secara kredit bertambah dari 50 menjadi 100 unit. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan sepeda motor secara kredit naik.
c. Harga Barang Pengganti
Banyak barang yang bisa menggantikan fungsi barang lain. Dalam bahasa ekonomi, barang-barang ini disebut barangsubstitusi atau barang pengganti. Perjalanan menggunakan kereta api bisa saling menggantikan dengan perjalanan menggunakan pesawat udara. Karena pada hari dan jam tertentu harga tiket pesawat perjalanan Yogyakarta-Jakarta turun, apabila harga tiket kereta api eksekutif Yogyakarta-Jakarta tetap Rp220.000,00, jumlah tiket yang dibeli konsumen pada hari yang sama turun dari 250 menjadi 150 unit. Jumlah tiket kereta api eksekutif yang diminta berkurang karena konsumen lebih memilih menggunakan pesawat terbang yang harga tiketnya turun. Akibatnya, kurva ekonomi permintaan bergeser ke kiri dari D ke D’ atau permintaan jasa perjalanan kereta api eksekutif pada hari tertentu turun.
d. Harga Barang Pelengkap
Banyak barang yang bisa melengkapi fungsi barang lain. Dalam bahasa ekonomi, barang-barang ini disebut barang komplementer atau barang pelengkap. Telepon genggam (hp) dan kartu perdana (sim card) merupakan barang-barang yang saling melengkapi. Perlu diketahui, 8-9 tahun lalu, harga kartu perdana di Indonesia sangat tinggi. Pada saat itu masih sedikit orang yang memiliki hp karena untuk memiliki hp dan kartu perdana sebagai kelengkapannya perlu biaya yangtidak sedikit. Dengan berjalannya waktu, harga kartu perdana semakin murah. Jadi, walaupun harga hp tetap Rp1.000.000,00, dalam 1 bulan jumlah hp yang diminta meningkat dari 100 menjadi 150 unit. Jumlah hp yang diminta meningkat karena sekarang banyak orang yang membeli kartu perdana yang hanya bisa digunakan bila memiliki hp. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan hp naik.
e. Perkiraan Harga di Masa yang Akan Datang
Konsumen selalu mengamati perubahan harga pasar. Apabila konsumen memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik di masa yang akan datang, sebelum harga benar-benar naik, konsumen akan cenderung menambah jumlah yang dibeli pada saat ini. Sebaliknya, bila konsumen memperkirakan bahwa harga akan turun di masa yang akan datang, konsumen akan cenderung mengurangi jumlah yang diminta sambil menunggu harga benar-benar turun. Sebagai contoh, pemerintah mengumumkan bahwa bulan depan pajak pertambahan nilai barang-barang elektronik akan dinaikkan. Hal ini membuat konsumen memperkirakan harga televisi berwarna akan naik mulai bulan depan. Walaupun harga TV berwarna per unit tetap Rp1.800.000,00, bulan ini jumlah TV berwarna yang diminta naik dari 25 menjadi 40 unit. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan TV berwarna naik.
f. Jumlah Konsumen
Permintaan pasar dibentuk oleh penjumlahan permintaan individu. Bertambahnya konsumen individu tentu menyebabkan jumlah yang diminta akan bertamba h. Masih ingat cerita yang mengawali bab ini. Untuk memperingati HUT RI, konsumen beramai-ramai membeli bendera merah putih. Walaupun harga bendera tetap Rp10.000,00 per buah, karena sekarang konsumennya banyak, jumlah yang diminta naik dari 10 menjadi 200 buah. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan bendera merah putih naik.
g. Intensitas Kebutuhan Konsumen
Bencana alam selalu memilukan. Ketika terjadi tsunami di Aceh, gempa bumi di Yogyakarta, dan kembali tsunami di Pangandaran, banyak masyarakat kehilangan rumah. Mereka membutuhkan tenda untuk tempat tinggal sementara. Karena intensitas kebutuhan konsumen akan tenda meningkat, walaupun harga tenda tidakturun, yaitu tetap Rp250.000,00 per unit, jumlah tenda yangdiminta meningkat dari 15 menjadi 250 per unit. Akibatnya, kurva permintaan bergeser ke kanan dari D menjadi D’ atau permintaan tenda naik.
Sebenarnya, masih ada faktor yang menentukan perubahan permintaan. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang terkait dengan karakteristik khusus dari barang yang bersangkutan. Sebagai contoh, untuk barang impor atau barang yang dibeli dari luar negeri, tentu saja permintaannya juga ditentukan oleh kurs atau perbandingan nilai mata uang dalam negeri dengan luar negeri.