Mau dan Mampu
Mungkin anda ingin sekali,
mempunyai kendaraan baru atau membutuhkan sebuah jaket yang bagus.
Tetapi menginginkan, bahkan membutuhkan sesuatu belumlah berarti anda
juga membelinya. Karena membeli sesuau tidak hanya targantung dari
kebutuha/keinginan, tetapi juga dari harga barang yang bersangkutan.
Berapa
uang yang harus dibayar, dan berapa uang yang tersedia untuk itu.
Betapapun orang menginginkan atau membutuhkan sesuatu, kalau ia tidak
mempunyai uang untuk membayar harganya, atau tidak bersedia mengeluarkan
uang sebanyak itu untuk membelinya, maka keinginan itu tetap keinginan
saja, dan kita belum bicara tentang pemintan. Baru kalau
keinginan/kebutuhan itu disertai kemauan dan kemampuan untuk membeli,
dan didukung oleh uang secukupnya untuk membayar harganya, kita bicara
tentang permintaan. Untuk menegaskan hal ini, sering ditambahkan istilah
“efektif”, artinya: disertai kemampuan untuk membayar harganya.
Diringkas:
BUTUH/INGIN + MAU + MAMPU = PERMINTAAN (efektif).
Jumlah yang mau dibeli
Jumlah
yang diminta (Quantify demanded, disingkat Qd) menunjuk pada kuantitas
yang diinginkan, yang belum tentu sama dengan jumlah yang nyata-nyata
dibeli (Quantity bought). Jumlah yang diminta selalu harus dinyatakan
dalam banyaknya satuan per jangka waktu tertentu (per tahun, per bulan,
per hari). Misalnya, bila dikatakan jumlah komputer yang mau dibeli oleh
masyarakat Jakarta sebanyak 20.000 buah, itu tak ada artinya kalau
tidak disebutkan periode waktunya. Dua puluh ribu unit per hari
merupakan permintaan yang relatif besar. Tetapi 20.000 set per tahun
akan merupakan permintaan yang relatif kecil.
Jumlah yang diminta
(Qd) harus dibedakan dari permintaan (Demand/D). Pengertian permintaan
menunjuk pada keseluruhan kombinasi berbagai jumlah yang mau dibeli pada
berbagai tingkat harga.
Banyaknya
jumlah barang/jasa yang mau dibeli oleh masyarakat selama periode
tertentu dipengaruhi oleh banyak faktor. Agar pengaruh masing-masing
faktor tersebut dapat diidentifikasi, kita pelajari faktor-faktor
tersebut satu demi satu. Untuk maksud itu, semua hal lain yang mungkin
ikut berpengaruh kita pegang konstan dulu sehingga dapat memusatkan
perhatian hanya pada satu variabel saja. Bilan satu variabel itu
berubah, kita lihat apa pengaruhnya terhadap jumlah yang diminta.
Misalnya, bila mempelajari akibat kenaikan harga terhadap jumlah beras
yang mau dibeli, besarya penghasilan masyarakat dianggap tetap tak
berubah. Variabel-variabel lainnya kemudian sutu demi satu dapat
dimasukkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar